Selasa, 06 Februari 2018

Hansel & Gretel [Chapter 1]

Okayy, sebelum siapapun membaca kisah ini, pastinya udah kebayang ya ceritanya gimana? Gimana gak, soalnya judulnya aja ‘Hansel & Gretel’ kisah grimm dua kakak-adek yang dibuang ke hutan dan menemukan rumah permen yang ternyata pemilik dari seorang penyihir.

Nah, jadi, cerita yang akan kubawa kan kali ini akan menjad kisah Hansel & Gretel versiku  sendiri^^ yap, maksud dari versiku sendiri adalah dimana kisahnya ada yang kutambah-tambah, pokoknya beda dengan yang aslinya, tapi inti sari dari cerita ini masih sama kok.

Aku menanggapi semua kritik dan saran dari para readers yang bersifat membangun. Jangan malah nge-judge, bully, dll, dan yang pasti aku gak pernah tertarik dengan yang namanya plagiat cerita orang lain. Ini murni dari pemikiranku sendiri, beda kasus kalau ada kesamaan yang kebetulan.
Mungkin itu saja untuk awalan dari cerita ini, dari pada capek nunggu mending langsung ke ceritanya (rencananya mau post di wattpad, tapi mager).

Happy reading!

November, 5 2017 | 19.30 pm

***


Fanart credit to owner :)



“Hansel!”

Panggil Gretel saat Gretel yang kesulitan membawa beberapa kardus menuju kamarnya. “Hansel!!” panggil Gretel lagi semakin keras saat tumpukan kardus yang dibawanya nyaris jatuh dan...

GRAB!

“Sudah kubilang kalo gak bisa, jangan bawa banyak-banyak! Bawel banget sih.” Gerutu Hansel saat membawa kardus dari tangan Gretel.

“Kelamaan kalo bawa satu-satu, kamu jangan main game dulu kenapa sih? Bantuin beresin kardusnya sono!” bentak Gretel.

“Barang-barang aku udah di kamar semua, kelar kan urusan aku?” ucap Hansel.

Hansel meletakkan kardus-kardus berisikan barang-barang adiknya di kamar adiknya itu. Lalu ia kembali menghempaskan diri di kasur adiknya sambil memainkan gagdetnya. 

“HANSEL!!” teriak Gretel lagi.

***

Gretel memasang dasi seragam sekolahnya di depan cermin. Rambutnya yang sudah disisir rapi dan diberi bando agar lebih rapi. Dia sudah sangat-sangat siap untuk berangkat sekolah dihari pertamanya. Setelah memastikan semuanya sudah rapi, Gretel pun bersiap untuk sarapan.

“Pagi, sayang.” Sapa ibunya yang sudah duduk di meja makan. Beberapa pelayan sedang mempersiapkan meja makan untuk sarapan pagi itu.

“Pagi, ma.” Ucap Gretel duduk di kursinya. 

“Dimana Hansel? Kalian sudah mau berangkat?” tanya Ibunya.

“Hm? Hansel masih di kamarnya, paling bentar lagi turun.” Ibunya hanya mengangguk-angguk. Gretel menyantap sarapannya.

Gretel selesai sarapan dan Hansel belum turun. Gretel mulai berteriak memanggilnya, namun tak ada jawaban. Gretel mulai beranjak dari duduknya sambil menggerutu.

“Lagi ngapain sih dia, sampai lama banget? Sebenarnya dia itu cowo ato cewe sih?” gerutu Gretel lalu kembali menaiki tangga dan menggedor pintu kamar Hansel.

“Hansel! Masih lama?? Udah mau telat ni! Buruan!”

TOK!TOK!TOK!TOK!

TOK!TOK!TOK!TOK!

Namun karena tak ada jawaban, Gretel terpaksa membuka paksa pintu kamar Hansel dan apa yang dia lihat sungguh sulit di percaya.

Hansel masih tertidur di kasurnya sambil menggenggam gagdetnya dengan selimut yang tersibak acak-acakan.

“Bagaimana Gret? Dia gak lupa hari ini dia sekolah kan?” tanya Ibunya dari bawah.

Gretel berjalan memasuki kamar Hansel dan berdiri di samping kasur Hansel dengan urat  yang kini sudah terukir di keningnya. 

“Aku akan buat dia ingat, ma.” Ucap Gretel lalu bersiap menaikkan lengan bajunya sampai ke siku.

GEBRAK!!

*bagian ini disensor karena ada unsur kekerasan, kesadisan yang menyebabkan ketidaknyamanan pembaca.*

Hansel duduk di meja makan dengan keadaan seragam acak-acakan alias asal pakai dan pastinya wajahnya sangat memprihatinkan.

“Hans, cepetan sarapannya, ntar lagi telat.” Ucap Gretel sambil memasang sepatu.

“Gimana mau makan, mulut lebam kek gini??”


***


Bersama dengan Gretel, Hansel mamasuki kelasnya. Tepat dibelakang Gretel, Hansel masih fokus dengan gagdetnya.

“Hans, simpan hapenya dulu napa?” ancam Gretel.

“Ga bisa.” Ucap Hansel tetap fokus dengan layar hapenya.

“Serah deh.” Gretel tak peduli.

Gretel duduk di meja kosong di kelas, Hansel pun duduk di sampingnya, dari sudut matanya, ia terus mengawasi Gretel, takut jika ia ditinggal sendiri di kelas yang ia tak kenal siapa-siapa di sini.

“Gret,” panggil Hansel.

Gretel menoleh sinis.

“Jangan kemana-mana ya, disini aja.” Kata Hansel masih fokus pada hapenya.

“Emang kenapa?” 

“Disini aja, bawel.”

“Bilang aja kamu ga ada teman yang bisa diajak bicara kalo ada apa-apa kan?”

"Yoi.”

“MAKANYA JANGAN MAIN HAPE MULU!” Gretel merampas hape Hansel.

“GRETEL!!”

“APA?”

“BALIKIN!”

“GA!”

*Kakak vs adek pun dimulai.*


“H-hai,” sapa seorang gadis.

Gretel mendongak, cewe berambut pirang tersenyum ramah dan duduk di sampingnya. “Hai.” Balas Gretel.

“Kamu Gretel kan? Perkenalkan namaku Elena.” Gadis itu menyodorkan tangannya.

“Iya. Salam kenal, Elena.” Ucap Gretel.

“Itu saudara kembarmu ya?” tanya Elena menunjuk kearah Hansel.

“Bukan.”



***



“Gretel, masih lama?” ucap Hansel yang menidurkan kepalanya di meja sambil memandangi Gretel di sebelah mejanya sedang merapikan buku-bukunya.

“Duluan aja kalo ga sabaran.”

“Ntar kalo aku aku nyasar kamu juga kan yang repot disuruh nyariin aku.” 

“Bodo.”

#cewepmsmodeon.



“Gretel, kita pulang pake taksi aja yuk.” Rengek Hansel yang dari tadi bosan menunggu bus di halte, apalagi hapenya disita oleh Gretel.

“Bawel amat sih, pesen taksi sono kalo gitu.”

“Ya, maksudnya kamu juga ikut, Gretel.” Hansel mengacak rambutnya.

“Uang aku gak cukup pesen taksi.” 

“Pake uang aku lah.”

“Yaudah, dari tadi kek.”

Plak.


Sesampai di rumah...

“Gimana tadi sekolahnya, Hansel? Gretel?” tanya ibu mereka saat makan malam.

“Biasa aja.” Ucap Gretel.

“Penuh kesabaran.” Ucap Hansel.





[TBC]


Yeah, aku sengaja buat ceritanya gaje gini dan lebih ke short story gitu. Sabar aja, ini cerita bahkan belum dimulai :)


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar