Okayy,
sebelum siapapun membaca kisah ini, pastinya udah kebayang ya ceritanya gimana?
Gimana gak, soalnya judulnya aja ‘Hansel & Gretel’ kisah grimm dua
kakak-adek yang dibuang ke hutan dan menemukan rumah permen yang ternyata
pemilik dari seorang penyihir.
Nah,
jadi, cerita yang akan kubawa kan kali ini akan menjad kisah Hansel &
Gretel versiku sendiri^^ yap,
maksud dari versiku sendiri adalah dimana kisahnya ada yang kutambah-tambah,
pokoknya beda dengan yang aslinya, tapi inti sari dari cerita ini masih sama
kok.
Aku
menanggapi semua kritik dan saran dari para readers yang bersifat membangun.
Jangan malah nge-judge, bully, dll, dan yang pasti aku gak pernah tertarik
dengan yang namanya plagiat cerita orang lain. Ini murni dari pemikiranku
sendiri, beda kasus kalau ada kesamaan yang kebetulan.
Mungkin
itu saja untuk awalan dari cerita ini, dari pada capek nunggu mending langsung
ke ceritanya (rencananya mau post di wattpad, tapi mager).
Happy
reading!
***
Fanart credit to owner :) |
“Hansel!”
Panggil
Gretel saat Gretel yang kesulitan membawa beberapa kardus menuju kamarnya.
“Hansel!!” panggil Gretel lagi semakin keras saat tumpukan kardus yang
dibawanya nyaris jatuh dan...
GRAB!
“Sudah
kubilang kalo gak bisa, jangan bawa banyak-banyak! Bawel banget sih.” Gerutu
Hansel saat membawa kardus dari tangan Gretel.
“Kelamaan
kalo bawa satu-satu, kamu jangan main game
dulu kenapa sih? Bantuin beresin kardusnya sono!” bentak Gretel.
“Barang-barang
aku udah di kamar semua, kelar kan urusan aku?” ucap Hansel.
Hansel
meletakkan kardus-kardus berisikan barang-barang adiknya di kamar adiknya itu.
Lalu ia kembali menghempaskan diri di kasur adiknya sambil memainkan gagdetnya.
“HANSEL!!”
teriak Gretel lagi.
***
Gretel
memasang dasi seragam sekolahnya di depan cermin. Rambutnya yang sudah disisir
rapi dan diberi bando agar lebih rapi. Dia sudah sangat-sangat siap untuk
berangkat sekolah dihari pertamanya. Setelah memastikan semuanya sudah rapi,
Gretel pun bersiap untuk sarapan.
“Pagi,
sayang.” Sapa ibunya yang sudah duduk di meja makan. Beberapa pelayan sedang
mempersiapkan meja makan untuk sarapan pagi itu.
“Pagi,
ma.” Ucap Gretel duduk di kursinya.
“Dimana
Hansel? Kalian sudah mau berangkat?” tanya Ibunya.
“Hm?
Hansel masih di kamarnya, paling bentar lagi turun.” Ibunya hanya
mengangguk-angguk. Gretel menyantap sarapannya.
Gretel
selesai sarapan dan Hansel belum turun. Gretel mulai berteriak memanggilnya,
namun tak ada jawaban. Gretel mulai beranjak dari duduknya sambil menggerutu.
“Lagi
ngapain sih dia, sampai lama banget? Sebenarnya dia itu cowo ato cewe sih?”
gerutu Gretel lalu kembali menaiki tangga dan menggedor pintu kamar Hansel.
“Hansel!
Masih lama?? Udah mau telat ni! Buruan!”
TOK!TOK!TOK!TOK!
TOK!TOK!TOK!TOK!
Namun
karena tak ada jawaban, Gretel terpaksa membuka paksa pintu kamar Hansel dan
apa yang dia lihat sungguh sulit di percaya.
Hansel
masih tertidur di kasurnya sambil menggenggam gagdetnya dengan selimut yang tersibak acak-acakan.
“Bagaimana
Gret? Dia gak lupa hari ini dia sekolah kan?” tanya Ibunya dari bawah.
Gretel
berjalan memasuki kamar Hansel dan berdiri di samping kasur Hansel dengan
urat yang kini sudah terukir di
keningnya.
“Aku
akan buat dia ingat, ma.” Ucap Gretel lalu bersiap menaikkan lengan bajunya
sampai ke siku.
GEBRAK!!
*bagian
ini disensor karena ada unsur kekerasan, kesadisan yang menyebabkan
ketidaknyamanan pembaca.*
Hansel
duduk di meja makan dengan keadaan seragam acak-acakan alias asal pakai dan
pastinya wajahnya sangat memprihatinkan.
“Hans,
cepetan sarapannya, ntar lagi telat.” Ucap Gretel sambil memasang sepatu.
“Gimana
mau makan, mulut lebam kek gini??”
***
Bersama
dengan Gretel, Hansel mamasuki kelasnya. Tepat dibelakang Gretel, Hansel masih
fokus dengan gagdetnya.
“Hans, simpan
hapenya dulu napa?” ancam Gretel.
“Ga
bisa.” Ucap Hansel tetap fokus dengan layar hapenya.
“Serah
deh.” Gretel tak peduli.
Gretel
duduk di meja kosong di kelas, Hansel pun duduk di sampingnya, dari sudut
matanya, ia terus mengawasi Gretel, takut jika ia ditinggal sendiri di kelas
yang ia tak kenal siapa-siapa di sini.
“Gret,”
panggil Hansel.
Gretel
menoleh sinis.
“Jangan
kemana-mana ya, disini aja.” Kata Hansel masih fokus pada hapenya.
“Emang
kenapa?”
“Disini
aja, bawel.”
“Bilang
aja kamu ga ada teman yang bisa diajak bicara kalo ada apa-apa kan?”
"Yoi.”
“MAKANYA
JANGAN MAIN HAPE MULU!” Gretel merampas hape Hansel.
“GRETEL!!”
“APA?”
“BALIKIN!”
“GA!”
*Kakak
vs adek pun dimulai.*
“H-hai,”
sapa seorang gadis.
Gretel
mendongak, cewe berambut pirang tersenyum ramah dan duduk di sampingnya. “Hai.”
Balas Gretel.
“Kamu
Gretel kan? Perkenalkan namaku Elena.” Gadis itu menyodorkan tangannya.
“Iya.
Salam kenal, Elena.” Ucap Gretel.
“Itu
saudara kembarmu ya?” tanya Elena menunjuk kearah Hansel.
“Bukan.”
***
“Gretel,
masih lama?” ucap Hansel yang menidurkan kepalanya di meja sambil memandangi
Gretel di sebelah mejanya sedang merapikan buku-bukunya.
“Duluan
aja kalo ga sabaran.”
“Ntar
kalo aku aku nyasar kamu juga kan yang repot disuruh nyariin aku.”
“Bodo.”
#cewepmsmodeon.
“Gretel,
kita pulang pake taksi aja yuk.” Rengek Hansel yang dari tadi bosan menunggu
bus di halte, apalagi hapenya disita oleh Gretel.
“Bawel
amat sih, pesen taksi sono kalo gitu.”
“Ya,
maksudnya kamu juga ikut, Gretel.” Hansel mengacak rambutnya.
“Uang
aku gak cukup pesen taksi.”
“Pake
uang aku lah.”
“Yaudah,
dari tadi kek.”
Plak.
Sesampai
di rumah...
“Gimana
tadi sekolahnya, Hansel? Gretel?” tanya ibu mereka saat makan malam.
“Biasa
aja.” Ucap Gretel.
[TBC]
Yeah, aku sengaja buat ceritanya gaje gini dan lebih ke short story gitu. Sabar aja, ini cerita bahkan belum dimulai :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar